shopee banner

Demam berdarah dengue (DBD), sebuah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, telah menjadi perhatian serius di negara-negara beriklim tropis dan subtropis. Kabar mengenai lonjakan kasus DBD yang cukup signifikan, termasuk di Indonesia, menjadi sorotan terbaru yang mengejutkan. Penyebabnya, diduga kuat, adalah perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini.

Kasus DBD di Indonesia

Kabupaten Probolinggo telah menjadi sorotan utama sebagai salah satu daerah di Indonesia yang mengalami lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang memprihatinkan. Sampai bulan September 2023, lebih dari tiga ratus penduduk dilaporkan terjangkit DBD, sementara belasan lainnya meninggal dunia karena penyakit ini. Data yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa terdapat 315 kasus DBD dan 18 kematian terkait dengan penyakit tersebut selama bulan tersebut. Dr. Dewi Veronica, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinkes Kabupaten Probolinggo, menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD terutama terjadi selama musim kemarau.

Peningkatan ini merupakan sinyal serius tentang urgensi untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat ini di wilayah tersebut. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang tepat harus segera diambil untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh penyebaran DBD di Kabupaten Probolinggo.

Peningkatan Kasus DBD di Tempat Lain

Tidak hanya di Probolinggo, peningkatan kasus DBD juga terjadi di daerah lain seperti Indramayu, Jawa Barat, yang juga sedang mengalami musim kemarau berkepanjangan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Wawan Ridwan, mencatat adanya 360 kasus DBD dari Januari hingga September 2023. Keanehan terjadi karena biasanya kasus DBD meningkat pada musim hujan, bukan musim kemarau.

Selain di Indonesia, negara lain seperti Bangladesh dan Peru juga melaporkan peningkatan kasus DBD yang mengkhawatirkan. Sejak awal tahun 2023, Bangladesh mencatat lebih dari 1.000 kematian akibat DBD, sementara di Peru terdapat lebih dari 250 ribu kasus DBD dan 419 kematian pada tahun yang sama.

Hubungan dengan Perubahan Iklim

Para ahli meyakini bahwa lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) berkaitan erat dengan perubahan iklim yang sedang terjadi di seluruh dunia, serta pergerakan manusia yang semakin besar. Peningkatan suhu global menyebabkan nyamuk pembawa DBD dapat menjangkau wilayah-wilayah yang sebelumnya terlindungi oleh iklim lebih dingin.

Iklim Hangat Memfasilitasi Penyebaran DBD

  1. Pergerakan Nyamuk: Suhu yang lebih hangat memperluas jangkauan geografis nyamuk pembawa DBD. Wilayah yang sebelumnya terlindungi oleh suhu yang lebih rendah sekarang menjadi rentan terhadap penyebaran penyakit ini.
  2. Perkembangbiakan Nyamuk: Iklim yang hangat juga mempercepat siklus hidup nyamuk, memperbanyak populasi mereka dengan cepat. Ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kontak manusia dengan nyamuk yang terinfeksi.

Dampak Pergerakan Manusia

  1. Globalisasi: Pergerakan manusia yang semakin besar, baik dalam bentuk perjalanan internasional maupun migrasi, juga berkontribusi pada penyebaran DBD. Nyamuk pembawa DBD dapat dengan mudah “menumpang” di pesawat atau kendaraan yang mengangkut barang atau manusia dari satu tempat ke tempat lain.
  2. Perubahan Lingkungan: Aktivitas manusia seperti urbanisasi, pembangunan perkotaan, dan perubahan tata guna lahan juga mempengaruhi lingkungan tempat nyamuk hidup dan berkembang biak. Hal ini dapat menciptakan kondisi yang lebih cocok bagi nyamuk pembawa DBD untuk berkembang.

Pentingnya Respons Terhadap Perubahan Iklim

Peningkatan kasus DBD yang terkait dengan perubahan iklim menunjukkan perlunya respons yang tepat dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi kesehatan. Langkah-langkah mitigasi iklim dan upaya pencegahan yang lebih besar diperlukan untuk mengatasi tantangan ini. Kampanye penyuluhan dan pengendalian vektor juga harus ditingkatkan untuk meminimalkan risiko penyebaran DBD di masa mendatang.

Ciri-ciri Awal Demam Berdarah Dengue

Salah satu ciri khas dari DBD adalah munculnya bintik-bintik merah di kulit. Biasanya, ruam ini terlihat seperti bintik merah kecil dan muncul setelah demam berlangsung selama 3-4 hari. Bintik-bintik merah ini biasanya muncul di bagian bawah lengan, kaki, dan wajah.

Selain bintik merah, beberapa gejala DBD lain yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Demam tinggi hingga 40 derajat Celsius
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot, tulang, dan sendi
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit di belakang mata
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Penderita DBD juga dapat merasa lemah dan kelelahan selama beberapa minggu setelah terinfeksi. Meskipun beberapa orang bisa sembuh dalam waktu seminggu, gejala DBD dapat memburuk dan mengancam nyawa dalam beberapa kasus.

Demam berdarah dengue bukanlah penyakit yang boleh diabaikan. Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala di atas, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.