shopee banner

Vape, yang awalnya dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibanding rokok, ternyata menyimpan risiko kesehatan yang signifikan, khususnya bagi remaja. Kasus-kasus yang semakin melonjak menunjukkan bahwa bahaya vape tetap ada, menimbulkan dampak serius pada kesehatan, bahkan pada usia yang sangat muda. Artikel ini akan membahas kasus nyata seorang anak yang mengalami koma akibat kecanduan vape, serta menggali lebih dalam tentang bahaya-bahaya tersebut, terutama di kalangan remaja di Indonesia.

Kasus Sarah Griffin: Anak 12 Tahun Koma Akibat Vape

Sarah Griffin, seorang anak perempuan berusia 12 tahun asal Belfast, Irlandia Utara, menjadi korban nyata dari bahaya vape. Mulai mencoba vape sejak usia 9 tahun, Sarah secara diam-diam melanjutkan kebiasaan buruk ini hingga usia 12 tahun. Meskipun memiliki riwayat asma, Sarah terus mengisap vape hingga 4000 isapan dalam beberapa hari saja. Hasilnya, ia mengalami sesak napas, kolaps, dan akhirnya koma selama empat hari. Pemeriksaan menyatakan bahwa paru-parunya mengalami kerusakan permanen, meninggalkan Sarah hanya bergantung pada satu paru-paru yang masih berfungsi. Kejadian ini memberikan peringatan serius terkait dampak merugikan vape pada kesehatan anak-anak.

Penggunaan Vape di Kalangan Remaja Indonesia

Di Indonesia, tren penggunaan vape di kalangan remaja semakin mengkhawatirkan. Data dari Global Adult Tobacco Survey tahun 2021 menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan perokok elektrik, termasuk vape, dari 0,3% menjadi 3%. Peningkatan ini juga diikuti dengan jumlah perokok remaja usia 13-15 tahun yang meningkat mencapai 19,2%. Kementerian Kesehatan Indonesia menyayangkan tren ini dan menyoroti perluasan penggunaan vape di kalangan remaja sebagai isu kesehatan masyarakat yang perlu segera diatasi.

Bahaya Vape untuk Kesehatan Remaja

Perkembangan Otak Terhambat

Penting untuk memahami bahwa otak seseorang masih terus berkembang hingga usia 25 tahun. Penggunaan vape pada anak dan remaja dapat menghambat perkembangan otak mereka. Kecanduan nikotin pada usia muda dapat merusak hubungan antar sel-sel otak, yang seharusnya semakin kuat seiring dengan pertumbuhan dan pembelajaran. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko kecanduan pada masa dewasa.

Kandungan Berbahaya dalam Vape

Meskipun banyak yang meyakini bahwa vape lebih aman, aerosol yang dihasilkan dari penggunaan vape mengandung zat-zat berbahaya. Nikotin, partikel ultra halus, senyawa organik mudah menguap, bahan kimia penyebab kanker, dan logam berat termasuk dalam komponen aerosol vape. Studi dari University of North Carolina menemukan bahwa dua bahan utama dalam vape, yaitu propilen glikol dan gliserin nabati, bersifat beracun bagi sel tubuh.

Macam-Macam Bahaya Vape untuk Kesehatan Remaja

Penggunaan vape pada remaja dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada kesehatan mereka. Beberapa di antaranya meliputi:

  1. Meningkatkan Risiko Kecanduan: Anak-anak dan remaja yang terpapar nikotin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kecanduan.
  2. Memicu Batuk, Mengi, dan Asma: Penggunaan vape dapat merangsang gangguan pernapasan seperti batuk, mengi, dan asma.
  3. Penyakit Paru-paru dan Penyakit Kardiovaskuler: Aerosol berbahaya dalam vape dapat menyebabkan penyakit paru-paru dan masalah kardiovaskuler.
  4. Kerusakan Perkembangan Otak: Kandungan nikotin dapat merusak perkembangan otak pada anak dan remaja.
  5. Gangguan Mental: Penggunaan vape juga terkait dengan kecemasan, depresi, gangguan tidur, perubahan mood, dan kesulitan fokus dalam proses belajar.

Himbauan untuk Para Remaja

Mengutip sarana dari Sarah Griffin, para remaja perlu memahami konsekuensi serius dari penggunaan vape. Himbauan agar mereka tidak mencoba vape, sebab sekali mencobanya, dapat sulit untuk berhenti. Perlu diberikan pemahaman bahwa vape mengandung nikotin dan zat-zat berbahaya lainnya yang dapat memicu kecanduan dan masalah kesehatan serius di masa depan.

Kesimpulan

Dengan kasus nyata seperti Sarah Griffin dan tren penggunaan vape yang meningkat di kalangan remaja, penting untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya vape terhadap kesehatan. Kebijakan yang ketat terkait penjualan dan distribusi vape perlu diterapkan, sambil terus memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama remaja, tentang risiko yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan vape. Kesehatan generasi masa depan kita bergantung pada langkah-langkah preventif yang diambil hari ini.