shopee banner

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, menjadi masalah kesehatan yang semakin umum terjadi seiring bertambahnya usia. Data menunjukkan bahwa dua dari tiga orang yang berusia di atas 75 tahun didiagnosis mengidap hipertensi. Untuk memahami dan mengatasi kondisi ini pada lansia, penting untuk mengetahui penyebab, gejala, serta langkah-langkah yang dapat diambil.

Pengertian Tekanan Darah dan Hipertensi pada Lansia

Tekanan darah adalah ukuran dari kemampuan darah dalam menekan dinding arteri, dinyatakan dalam dua angka: tekanan sistolik (saat jantung memompa darah) dan tekanan diastolik (saat jantung rileks). Pada lansia, tekanan darah normal adalah di bawah 120/80. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah sistolik/diastolik berada di atas 130/80.

Penyebab Hipertensi pada Lansia

Penuaan dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras, yang memaksa jantung untuk memompa lebih kuat, sehingga meningkatkan tekanan darah. Beberapa faktor risiko untuk hipertensi pada lansia meliputi:

  • Menopause pada wanita.
  • Riwayat keluarga dengan hipertensi.
  • Hiperkolesterol.
  • Diabetes mellitus.

Gejala Hipertensi pada Lansia

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi yang sering terjadi pada lansia namun seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, penting untuk memahami tanda-tanda yang mungkin muncul agar dapat segera mengambil tindakan pencegahan dan mengelola kondisi dengan baik. Berikut adalah beberapa gejala hipertensi yang perlu diperhatikan pada lansia:

1. Napas Tersengal saat Beraktivitas Ringan

Lansia yang mengalami hipertensi mungkin merasakan kesulitan bernapas atau napas tersengal saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan atau naik tangga. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa tekanan darah mereka tidak terkontrol dengan baik dan dapat mengakibatkan penurunan stamina dan kualitas hidup.

2. Pusing atau Pingsan saat Berdiri

Perubahan tekanan darah yang tiba-tiba, terutama ketika bangkit dari posisi duduk atau berbaring, dapat menyebabkan rasa pusing atau bahkan pingsan pada lansia dengan hipertensi. Hal ini disebabkan oleh gangguan dalam regulasi tekanan darah tubuh dan memerlukan perhatian medis lebih lanjut.

3. Risiko Jatuh yang Meningkat

Hipertensi dapat menyebabkan pusing atau kelelahan yang dapat meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Jatuh dapat mengakibatkan cedera serius, terutama bagi mereka yang rentan mengalami patah tulang atau trauma kepala. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol tekanan darah secara teratur dan menghindari situasi yang berpotensi membahayakan.

4. Gejala Mata yang Tidak Biasa

Perubahan tekanan darah dapat memengaruhi pembuluh darah di mata, menyebabkan gejala seperti penglihatan kabur, bintik-bintik hitam, atau bahkan pendarahan di mata. Lansia yang mengalami gejala ini perlu segera berkonsultasi dengan dokter mata untuk evaluasi lebih lanjut dan pengelolaan yang tepat.

5. Kepala Pusing atau Sakit Kepala

Hipertensi dapat menyebabkan sakit kepala yang persisten atau berulang pada lansia. Meskipun sakit kepala tidak selalu terkait langsung dengan tekanan darah tinggi, kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa menjadi tanda bahwa hipertensi tidak terkontrol dengan baik dan memerlukan pengelolaan yang tepat.

6. Kelelahan yang Berkepanjangan

Lansia dengan hipertensi mungkin merasakan kelelahan yang tidak wajar atau berkepanjangan, meskipun mereka tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. Kelelahan yang berlebihan dapat memengaruhi kualitas hidup dan memerlukan penanganan yang komprehensif untuk mengidentifikasi penyebabnya.

Cara Mengatasi Hipertensi pada Lansia

Pengobatan hipertensi pada lansia biasanya melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain:

  1. Perubahan gaya hidup: Mengurangi konsumsi garam, menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, mengadopsi pola makan sehat, membatasi konsumsi alkohol, berhenti merokok, mengelola stres, dan cukup istirahat.
  2. Penggunaan obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah. Pemberian obat harus sesuai dengan dosis yang tepat dan dikombinasikan dengan pengawasan medis yang ketat.

Kesimpulan

Memahami dan mengelola hipertensi pada lansia membutuhkan pendekatan yang holistik. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan mematuhi pengobatan yang diresepkan oleh dokter, risiko terjadinya masalah kesehatan serius, seperti serangan jantung dan stroke, dapat dikurangi secara signifikan. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi individu.